E-COMMERCE HALAL MELESAT, TENAGA AHLI LANGKA: SAATNYA REVOLUSI PENDIDIKAN E-COMMERCE LOGISTICS!

 


Oleh : 
Prof. Dr. Ir. Agus Purnomo, M.T., CMILT.1), Dr. Ir. Hariadi Ismail, M.Sc.2), dan Hariyanto, S.E., M.M.2)
1)Professor of Supply Chain Management, Master of Logistics Management Department - ULBI
2)Assistant Professor, E-Commerce Logistics Department - ULBI

Tahukah Anda bahwa nilai ekonomi halal global telah menembus USD 5,29 triliun dan Indonesia—sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia—justru masih menjadi konsumen utama, bukan produsen utama dalam ekosistem halal? (State of the Global Islamic Economy Report 2023/2024). Di tengah ledakan e-commerce, permintaan akan produk halal—seperti makanan siap saji, kosmetik syariah, dan obat herbal halal—melonjak tajam. Namun, apakah sistem logistik kita benar-benar siap memastikan kehalalan produk dari gudang hingga ke tangan konsumen? The future of halal lies in the integrity of the supply chain,” tegas Dato’ Seri Jamil Bidin, pendiri Halal Industry Development Corporation (HDC) Malaysia dan tokoh global dalam pengembangan industri halal. Ia menekankan bahwa kehalalan bukan hanya pada produk, tapi juga pada proses distribusi yang transparan, terjaga, dan terstandar. Tantangan terbesar saat ini adalah belum adanya sistem logistik e-commerce yang sepenuhnya terintegrasi dengan prinsip halal, ditambah minimnya tenaga ahli di bidang ini. Jika dibiarkan, kita bukan hanya kehilangan peluang ekonomi besar, tapi juga kepercayaan pasar global. Di sinilah urgensi munculnya pendidikan vokasi—khususnya program Sarjana Terapan E-Commerce Logistics—untuk menyiapkan tenaga ahli yang mampu menjawab kebutuhan industri halal digital. Momentum ini tidak akan datang dua kali.

Salah satu penghambat utama pertumbuhan e-commerce halal di Indonesia adalah ketidaksiapan sistem logistik yang mampu menjamin kehalalan produk dari awal hingga akhir proses distribusi. Banyak perusahaan logistik belum memiliki pemahaman memadai mengenai prinsip halal supply chain, seperti pentingnya pemisahan produk halal dan non-halal, serta belum tersedianya sistem pelacakan khusus untuk menjaga integritas halal (Sazali & Ligte, 2021; Saidah & Lestari, 2021). Data dari LPPOM MUI menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil perusahaan logistik di Indonesia yang telah tersertifikasi halal, dan itu pun sebagian besar berfokus pada sektor ekspor, bukan e-commerce domestik. Akibatnya, pelaku usaha halal—terutama UMKM—kesulitan menjamin status halal produknya setelah masuk ke sistem logistik pihak ketiga. Kondisi ini berisiko menurunkan kepercayaan konsumen, khususnya generasi muda Muslim yang semakin selektif dalam memilih produk (Ariyadi, 2025). Masalah ini bukan hanya soal teknis, melainkan soal kepercayaan dan kredibilitas industri halal itu sendiri. Sudut pandang ini penting karena banyak analisis hanya fokus pada regulasi atau teknologi, padahal akar permasalahannya adalah kurangnya sumber daya manusia yang memahami keterkaitan antara logistik modern dan prinsip halal. Tanpa fondasi logistik yang sesuai syariah, pertumbuhan pasar halal digital di Indonesia akan terhambat, meski permintaannya tinggi.

Solusi jangka panjang untuk menjawab tantangan pengembangan industri halal terletak pada penguatan pendidikan vokasi yang relevan, seperti Program Sarjana Terapan E-Commerce Logistics. Program ini berperan penting dalam mencetak tenaga ahli logistik yang menguasai teknologi digital dan memahami prinsip logistik halal secara komprehensif. Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI), yang pada 2020 masih bernama Poltekpos, menjadi pelopor dengan meluncurkan program studi ini—menjadi sekolah vokasi pertama di Indonesia yang melakukannya. Langkah ini mencerminkan komitmen ULBI dalam mempersiapkan generasi muda yang mampu bersaing di ekosistem logistik digital, termasuk logistik halal. Keberhasilan Malaysia melalui Halal Industry Development Corporation (HDC) dan kerja sama dengan lembaga seperti UniKL, menunjukkan bahwa pendekatan berbasis vokasi mampu menghasilkan ribuan profesional di bidang ini. Perusahaan seperti TMC Logistics bahkan telah mengoperasikan layanan halal delivery dengan teknologi pelacakan dan audit digital. Semua ini membuktikan bahwa penguatan SDM melalui pendidikan vokasi lebih efektif dibandingkan mengandalkan kebijakan atau teknologi semata. Dengan menyelaraskan kurikulum logistik digital dan prinsip halal, Indonesia dapat mencetak profesional yang siap merebut peluang dalam industri e-commerce halal global.

MEMBANGUN EKOSISTEM HALAL DIGITAL

Di tengah arus digitalisasi dan kebangkitan ekonomi halal global, Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar, tetapi harus mampu tampil sebagai produsen dan pemain kunci. Keberhasilan ini sangat ditentukan oleh kesiapan ekosistem logistik e-commerce halal yang kokoh dan terpercaya. Namun, ekosistem itu tidak dapat dibangun hanya dengan infrastruktur dan regulasi—dibutuhkan juga investasi besar dalam pengembangan sumber daya manusia yang paham teknologi sekaligus nilai syariah. Melihat urgensi tersebut, lulusan Sarjana Terapan Ecommerce Logistics sangat dibutuhkan dan memiliki prospek yang cerah untuk bekerja di berbagai sektor, mulai dari perusahaan logistik, marketplace, startup halal, hingga menjadi pelaku usaha mandiri yang menyediakan layanan logistik halal berbasis digital. Program ini mampu menjembatani kesenjangan antara dunia industri dan kebutuhan pasar, serta mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga relevan dengan tantangan masa kini dan masa depan. Indonesia membutuhkan generasi profesional baru yang tidak hanya mampu bekerja di era digital, tetapi juga memahami tanggung jawab menjaga integritas produk halal sepanjang rantai pasok.

Sekarang adalah momentum paling tepat untuk bertindak. Pemerintah, industri, dan institusi pendidikan harus duduk bersama dan mulai membangun roadmap nasional untuk pengembangan logistik halal digital. Kolaborasi ini bisa dimulai dari penyesuaian kurikulum, program magang terstruktur, hingga sertifikasi kompetensi logistik halal. Jika langkah ini dijalankan secara serius, Indonesia tidak hanya akan merespons tren global, tetapi memimpin arah baru dalam industri halal digital. Kita tidak bisa lagi menunda. Generasi muda siap menjemput peluang ini—asal diberi bekal yang tepat. Dan saat itulah, Indonesia akan berdiri bukan hanya sebagai konsumen terbesar produk halal, tetapi sebagai pusat inovasi dan distribusi halal dunia.

"LET'S JOIN ULBI"

Informasi lebih lanjut mengenai program studi unggulan di ULBI dapat dilihat langsung melalui situs resminya di www.ulbi.ac.id.  

Learn more by visiting : 

https://admission.ulbi.ac.id/    

https://admission.ulbi.ac.id/s2-magister-manajemen-logistik/

#E-Commerce Logistics; #Logistik Halal; #Halal Supply Chain; #ULBIAcademia; #PenaAkademikULBI; #EdukasiULBI; #OpiniAkademik; #ArtikelAkademik; #SEO; #DigitalMarketing

© ‧ Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI). All rights reserved.

Template Blogger Indonesia